Sejarah Nusantara (1942-1945)
Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai
pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa
Indonesia.
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda
diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli
mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk
mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan
Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan
Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda
yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye
publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap
kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para
Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari
penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang
hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang
dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda
merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang. Jepang membentuk persiapan
kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Cosakai, dalam bahasa Jepang. Badan ini
bertugas membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan membuat dasar negara
dan digantikan oleh PPKI yg tugasnya menyiapkan kemerdekaan.
Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri
Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak
menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun
1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi
sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara.
Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang
sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan
perang.
Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima
Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu
mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi
Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10
kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal
pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat
tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak
serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang
secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan
kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat
dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan
dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11
Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur.
Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo
memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa
torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar
serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga
menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika
tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika
selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap
Jepang.
Perang Pasifik ini
berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur,
termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah
untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung
potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat
penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai
sumber minyak utama.
- Pembela Tanah Air (Peta)
- Gakukotai (laskar pelajar)
- Heiho (barisan cadangan prajurit)
- Seinendan (barisan pemuda)
- Fujinkai (barisan wanita)
- Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
- Jawa
Hokokai
- Keibodan (barisan pembantu polisi)
- Jibakutai (pasukan berani mati)
- Kempetai (barisan polisi rahasia)
Sistem stratifikasi sosial pada zaman
Jepang menempatkan golongan bumiputera di atas golongan Eropa maupun golongan
Timur Asing, kecuali Jepang. Hal ini disebabkan oleh Jepang ingin yang
mengambil hati rakyat Indonesia untuk membantu mereka dalam perang Asia Timur
Raya.
Saat ini, industrialisasi modern tentu
membawa dampak yang jauh lebih luas daripada industrialisasi pada masa Kolonial
Belanda. Di perkotaan, terdapat pergeseran struktur pekerjaan dan angkatan
kerja. Misalnya, sekarang muncul jenis-jenis pekerjaan baru yang dahulu tidak
ada, yaitu jasa konsultan, advokasi, dan lembaga bantuan hokum. Angkatan kerja
juga mengalami pergeseran, terutama dalam hal gender. Dahulu, tenaga kerja
sangat dimonopoli kaum laki-laki. Namun saat ini, kaum perempuan telah berperan
di segala bidang pekerjaan.
Berdasarkan hal tersebut, penentuan
kelas sosial tidak lagi hanya ditentukan oleh aspek ekonomi semata, tetapi juga
ditentukan oleh aspek lain, seperti faktor kelangkaan dan profesionalitas seseorang.
Hal ini disebabkan oleh masyarakat industri yang memang sangat mengahrgai
kreativitas yang mampu memberi nilai tambah dalam pekerjaa. Akibatnya, orang
yang berpendidikan tinggi sangat dihargai oleh masyarakat industri. Sebaliknya,
orang yang berpendidikan rendah ditempatkan pada strata bawah.
|
Artikel ini tidak memiliki referensi sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa diverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus. Tag ini diberikan tanggal Februari 2010 |
Pemberontakan dipimpin seorang ulama
muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng Lok Seumawe. Usaha Jepang
untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan
mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan salat Subuh. Dengan
persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan berhasil
memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan
serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada serangan terakhir
(ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan
(Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun
akhirnya tertembak saat sedang salat.
Peristiwa Singaparna
Perlawanan fisik ini terjadi di
pesantren Sukamanah Jawa Barat (Singaparna) di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Beliau menolak dengan tegas ajaran yang
berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk melakukan Seikerei setiap pagi, yaitu
memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke
arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat
Islam Indonesia karena termasuk perbuatan syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu
beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akibat tanam paksa.
Saat utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan
para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri untuk mengepung dan mengeroyok
tentara Jepang, yang akhirnya mundur ke Tasikmalaya.
Jepang memutuskan untuk menggunakan kekerasan sebagai upaya untuk
mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah
pertempuran sengit antara rakyat dengan pasukan Jepang setelah salat Jumat.
Meskipun berbagai upaya perlawanan telah dilakukan, namun KH. Zainal Mustafa
berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya kemudian dibawah ke Jakarta
untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.
Peristiwa Indramayu, April 1944
Peristiwa Indramayu terjadi bulan April
1944 disebabkan adanya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan
pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan
rakyat yang berkepanjangan.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawan di desa
Karang Ampel, Sindang Kabupaten Indramayu.
Pasukan Jepang sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah
(Lohbener dan Sindang) agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah
mengetahi kekejaman yang dilakukan pada setiap pemberontakan.
Teuku Hamid adalah seorang perwira
Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan untuk
melakukan perlawanan. Ini terjadi pada bulan November 1944.
Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang melakukan ancaman akan
membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah. Kondisi tersebut
memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga akhirnya dapat
ditumpas.
Di daerah Aceh lainnya timbul pula upaya perlawanan rakyat seperti di
Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh kepala kampung dan dibantu oleh satu regu
Giyugun (perwira tentara sukarela), namun semua berakhir dengan kondisi yang
sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat kejam.
Pemberontakan Peta
- Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco
Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena
persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa
dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak
tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer
Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA
di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu
muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan
PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA
dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi
berhasil meloloskan diri.
- Perlawanan PETA di Meureudu, Aceh (November 1944)
Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira
Gyugun T. Hamid. Latar belakang perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh
dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.
- Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin
regu (Bundanco) Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan
dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada
tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana
karena Jepang terdesak oleh Sekutu.
Perlawanan Pang Suma
Perlawanan Rakyat yg dipimpin oleh Pang
Suma berkobar di Kalimantan Selatan. Pang Suma adalah pemimpin suku Dayak yg
besar pengaruhnya dikalangan suku-suku di daerah Tayan dan Meliau. Perlawanan
ini bersifat gerilya untuk mengganggu aktivitas Jepang di Kalimantan.
Momentum perlawanan Pang Suma diawali dengan pemukulan seorang tenaga kerja
Dayak oleh pengawas Jepang, satu di antara sekitar 130 pekerja pada sebuah
perusahaan kayu Jepang. Kejadian ini kemudian memulai sebuah rangkaian
perlawanan yang mencapai puncak dalam sebuah serangan balasan Dayak yang
dikenal dengan Perang Majang Desa, dari April hingga Agustus 1944 di daerah
Tayan-Meliau-Batang Tarang (Kab. Sanggau). Sekitar 600 pejuang kemerdekaan
dibunuh oleh Jepang, termasuk Pang Suma.
Perlawanan Koreri di Biak
Perlawanan ini dipimpin oleh L.
Rumkorem, pimpinan Gerakan “Koreri” yang berpusat di Biak. Perlawanan ini
dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sebagai budak
belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh
korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Akhirnya Jepang meninggalkan Pulau
Biak.
Perlawanan di Pulau Yapen Selatan
Perlawanan ini dipimpin oleh Nimrod.
Ketika Sekutu sudah mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang
sehingga perlawanan semakin seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang untuk
menakut-nakuti rakyat. Tetapi rakyat tidak takut dan muncullah seorang pemimpin
gerilya yakni S. Papare.
Perlawanan di Tanah Besar Papua
Perlawanan ini dipimpin oleh Simson.
Dalam perlawanan rakyat di Papua, terjadi hubungan kerja sama antara gerilyawan
dengan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapatkan modal senjata dari
Sekutu.
Gerakan bawah tanah
Sebenarnya bentuk perlawanan terhadap
pemerintah Jepang yang dilakukan rakyat Indonesia tidak hanya terbatas pada
bentuk perlawanan fisik saja tetapi Anda dapat pula melihat betnuk perlawanan
lain/gerakan bawah tanah seperti yang dilakukan oleh:
- Kelompok Sutan Syahrir di daerah Jakarta dan Jawa Barat dengan cara
menyamar sebagai pedagang nanas di Sindanglaya.
- Kelompok Sukarni, Adam Malik dan Pandu Wiguna. Mereka berhasil
menyusup sebagai pegawai kantor pusat propaganda Jepang Sendenbu (sekarang
kantor berita Antara).
- Kelompok Syarif
Thayeb, Eri Sudewo dan Chairul Saleh.
Mereka adalah kelompok mahasiswa dan pelajar.
- Kelompok Mr. Achmad Subardjo, Sudiro dan Wikana. Mereka adalah kelompok
gerakan Kaigun (AL) Jepang.
Mereka yang tergabung dalam kelompok di bawah tanah, berusaha untuk mencari
informasi dan peluang untuk bisa melihat kelemahan pasukan militer Jepang dan
usaha mereka akan dapat Anda lihat hasilnya pada saat Jepang telah kalah dari
Sekutu, kelompok pemudalah yang lebih cepat dapat informasi tersebut serta
merekalah yang akhirnya mendesak golongan tua untuk secepatnya melakukn
proklamasi.
Demikianlah gambaran tentang aktifitas pergerakan Nasional yang dilakukan
oleh kelompok organisasi maupun gerakan sosial pada masa pemerintah pendudukan
Jepang, tentu Anda dapat memahami sebab-sebab kegagalan dan mengapa para tokoh
pergerakan lebih memilih sikap kooperatif menghadapi pemerintahan militer
Jepang yang sangat ganas/kejam.
- 6 Januari, Belanda menangkap Thamrin, Douwes
Dekker dan beberapa tokoh nasionalis
lain. Thamrin meninggal di tahanan lima hari kemudian. Douwes Dekker
diasingkan ke Suriname.
- 11 Januari - Tim perundingan Jepang yang baru dan lebih agresif di bawah
Yoshizawa tiba di Batavia.
- Februari - Tekanan Jepang yang kian meningkat terhadap pemerintah Hindia
Belanda untuk "bergabung dengan Wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur
Raya" ditolak Van Mook.
- 14 Mei - Jepang mengirimkan sebuah ultimatum kepada pemerintah Hindia
Belanda, menuntut agar pengaruh dan kehadiran Jepang dibiarkan di wilayah
ini.
- 6 Juni - Perundingan antara Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah Hindia
Belanda menjawab bahwa tidak akan ada konsesi yang akan diberikan kepada
Jepang, dan bahwa semua produk strategis (termasuk minyak dan karet) telah
dikontrakkan untuk dikapalkan ke Britania dan Amerika Serikat.
- 11 Juli - Volksraad membentuk sebuah milisi Indonesia.
- 25 Juli - Jepang mengumumkan pembentukan sebuah "protektorat" atas
Indochina.
- 26 Juli - Semua asset Jepang di Hindia Belanda dibekukan.
- 30 Juli - Pemerintah Belanda di pembuangan menjanjikan untuk mengadakan
konferensi tentang Indonesia setelah perang.
- 30 November - Angkatan Laut Belanda di Hindia mulai dimobilisasa.
- 5 Desember - Pemerintah Hindia Belanda mengirim permintaan kepada Australia
untuk mengirimkan pasukannya ke Ambon dan Timor. Pesawat-pesawat Angkatan
Udara Australia dan personilnya tiba pada 7 Desember.
- 8 Desember - Jepang menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan Thailand dan
utara Malaya. Jepang mulai menyerang Filipina. Belanda, di antara
bangsa-bangsa lainnya, perang terhadap Jepang.
- 10 Desember - Kapal-kapal perang Britania, Prince of Wales dan Repulse
ditenggelamkan dalam perbedaan beberapa jam saja satu sama lain di lepas
pantai Malaya.
- 16 Desember - Orang-orang Aceh yang anti Belanda mengadakan hubungan dengan pasukan-pasukan
Jepang di Malaya.
- 17 Desember – Pasukan yang dipimpin oleh Australia mendarat di Timor Portugis. Diktator Portugal Salazar memprotes.
- 17 Desember - Jepang melakukan serangan udara atas Ternate.
- Jepang mendarat di Sarawak.
- 22 Desember – Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina.
- Hatta menulis sebuah artikel surat kabar yang menyerukan agar bangsa
Indonesia melawan Jepang.
- 24 Desember - Jepang menyerang pasukan-pasukan Britania di Kuching, Sarawak.
- 2 Januari - Jepang merebut kota Manila.
- 3 Januari - Jepang merebut Sabah.
- 6 Januari - Jepang merebut Brunei.
- 6 Januari – Serangan udara Jepang pertama atas Ambon.
- 10 Januari - Jepang mulai menginvasi Indonesia di Kalimantan (Tarakan) dan
Sulawesi (Manado).
- 11 Januari - Jepang merebut Tarakan.
- 12 Januari - Van Mook melakukan perjalanan darurat ke Amerika Serikat, meminta
tambahan pasukan, dan agar Hindia Belanda tidak dilupakan dalam pertahanan
Sekutu.
- 13 Januari - Jepang merebut Manado.
- 15 Januari - Jen. Wavell dari Britania mengambil alih komando atas ABDACOM,
komando gabungan Sekutu pertama (Australia, Britania, Belanda, Amerika) di
dalam perang.
- 16 Januari – Agen-agen Aceh kembali dari Malaya dengan janji-janji dukungan
Jepang dalam melawan Belanda.
- 23 Januari - Jepang merebut Balikpapan meskipun terdapat serangan balasan dari
Belanda dan A.S.
- 25 Januari - Jepang merebut Kendari di Sulawesi.
- 30 Januari - Jepang menyerang Ambon. Pasukan-pasukan KNIL dan Australia
menghancurkan pasokan agar tidak jatuh ke tangan Jepang. Kota Ambon
direbut dalam tempo 24 jam. Pertempuran berlanjut hingga 2 Februari. Sejumlah 90 persen pasukan pertahanan Australia menjadi korban, banyak
di antaranya yang dibantai pada Februari setelah ditawan.
- Pasukan Britania mengevakuasi Malaya dan lari ke Singapura.
- 1 Februari - Jepang merebut Pontianak.
- 3 Februari - Jepang mengebom Surabaya, memulai serangan udara terhadap
sasaran-sasaran di Jawa.
- 4 Februari – Pertempuran Selat Makassar (pertempuran laut antara Kalimantan dan
Sulawesi): Angkatan Udara dan Laut Jepang memaksa Sekutu untuk mundur
hingga ke Cilacap. Jepang maju hingga ke Sulawesi.
- 6 Februari - Jepang mulai mengebom Palembang.
- 8 Februari - Jepang mulai melakukan serangan utama atas Singapura.
- 9 Februari - Jepang mengebom Batavia, Surabaya dan Malang.
- 10 Februari - Jepang merebut Makassar.
- 13 Februari - Jepang mendaratkan pasukan parasut di Palembang, merebut kota dan
industri minyaknya yang berharga.
- 15 Februari - Singapura jatuh; 130.000 pasukan di bawah komando Britania ditawan
sebagai tawanan perang.
- 18 Februari - Van Mook, di Australia, memohon agar pasukan Sekutu melakukan
serangan. Bali diduduki Jepang.
- 19 Februari – Pertempuran Selat Badung (pertempuran laut antara Bali dan Lombok):
sebuah satuan kecil pasukan Jepang memukul mundur pasukan Belanda dan
Australia. Jepang mendarat di Bali. Serangan udara pertama Jepang atas
Darwin, Australia.
- 20 Februari - Jepang mendarat di Timor dan tanggal 24 Februari tentara Jepang
telah menguasai Timor.
- 23 Februari – Revolusi melawan Belanda dimulai di Aceh dan Sumatra Utara, dengan
dukungan Jepang.
- Belanda memindahkan Soekarno ke Padang; Soekarno lolos dalam
kekacauan sementara Belanda melakukan evakuasi.
- Belanda mengevakuasi Sjahrir dan Hatta dari Banda lewat udara
beberapa menit sebelum Jepang mulai mengebom pulau itu.
- Jepang mengklaim Timor; pasukan-pasukan Australia terus melakukan
perang gerilya.
- 27 Februari
Pertempuran Laut Jawa: Dalam pertempuran
di Laut Jawa dekat Surabaya yang berlangsung selama tujuh jam,
Angkatan Laut Sekutu dihancurkan, kapal-kapal perusak Amerika lolos ke
Australia. Sekutu kehilangan lima kapal perangnya, sedangkan Jepang hanya
menderita kerusakan pada satu kapal perusaknya (Destroyer). Rear Admiral Karel
Willem Frederik Marie Doorman, Komandan Angkatan Laut India-Belanda, yang baru
dua hari sebelumnya, tanggal 25 Februari 1942 ditunjuk menjadi Tactical
Commander armada tentara Sekutu ABDACOM, tenggelam bersama kapal perang
utamanya (Flagship) De Ruyter.
Tanggal 28 Februari 1942, Tentara
Angkatan Darat ke-16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa. Pertama adalah
pasukan Divisi ke-2 mendarat di Merak,Banten, kedua adalah Resimen ke-230 di Eretan Wetan, dekat Indramayu dan yang ketiga adalah Divisi ke-48
beserta Resimen ke-56 di Kragan. Ketiganya segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut
Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadarma), Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di sana.
Imamura memberikan ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka
tentara Jepang akan menghancurkan tentara Belanda.
Pada Maret 1942, pasukan-pasukan Sekutu
di Jawa diberitahukan oleh mata-mata bahwa suatu kekuatan Jepang sejumlah
250.000 sedang mendekati Bandung, sementara kenyataannya kekuatannya hanya
sepersepuluh jumlah itu. Informasi yang keliru itu mungkin merupakan bagian
dari alasan mengapa Sekutu menyerah di Jawa.
Belanda sesungguhnya memindahkan kaum
Komunis yang ditahan di kamp-kamp penjara di Hindia Belanda, sebagian dari
mereka sejak 1926, ke penjara-penjara di Australia ketika Jepang tiba.
- 1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang mendarat di Banten.
- Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
- Serangan udara Jepang atas Medan.
- 5 Maret - Serangan udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke Batavia.
- 7 Maret - Jepang merebut Cilacap.
- 7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
- 8 Maret - Jepang merebut Surabaya.
- 9 Maret - Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang
Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer
Tjarda van Starkenborgh Stachouwer bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten,
Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang ke Kalijati dan dimulai perundingan antara Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak
Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura menyatakan, bahwa Belanda harus menandatangani pernyataan
menyerah tanpa syarat. Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili Gubernur Jenderal
menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian secara de
facto dan de jure, seluruh wilayah bekas Hindia-Belanda sejak itu
berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang. Hari itu juga, tanggal 9
Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan kepada seluruh tentara India
Belanda untuk juga menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.
Para penguasa yang lain, segera
melarikan diri. Dr. Hubertus Johannes van Mook, Letnan Gubernur Jenderal untuk Hindia Belanda bagian
timur, Dr. Charles Olke
van der Plas, Gubernur Jawa Timur,
melarikan diri ke Australia. Jenderal Ludolf Hendrik
van Oyen, perwira Angkatan Udara
Kerajaan Belanda melarikan
diri dan meninggalkan isterinya di Bandung. Tentara KNIL yang
berjumlah sekitar 20.000 di Jawa yang tidak sempat melarikan diri ke Australia
ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara Jepang. Sedangkan orang-orang Eropa
lain dan juga warganegara Amerika Serikat, diinternir.
Banyak juga warga sipil tersebut yang dipulangkan kembali ke Eropa.
Secara resmi Jepang telah menguasai
Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah
Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang. Jepang tanpa banyak
menemui perlawanan yang berarti berhasil menduduki Indonesia. Bahkan, bangsa
Indonesia menyambut kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang,
perasaan gembira dan disambut baik karena akan membebaskan bangsa Indonesia
dari belenggu penjajahan bangsa Belanda.
- 11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan Belanda yang
sedang mengundurkan diri.
- 12 Maret - Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Aceh selesai sekitar 15 Maret.
- 12 Maret - Jepang tiba di Medan.
- 18 Maret - Jepang merebut Padang.
- 28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di Kutatjane, di
selatan Aceh.
- Jepang melarang semua kegiatan politik dan semua organisasi yang ada.
Volksraad dihapuskan. Bendera merah-putih dilarang.
- Angkatan Darat ke-16 Jepang menguasai Jawa; Angkatan Darat ke-25 di
Sumatra (markas besar di Bukittinggi); Angkatan Laut menguasai Indonesia timur (markas besar di
Makassar).
Pada April 1942, sekitar 200 tentara
Sekutu yang telah melarikan diri ke bukit-bukit di Jawa Timur dan terus
berperang, ditangkap oleh Jepang di bawah perintah Imamura. Mereka dikumpulkan
dan dimasukkan ke kandang-kandang ternak dari bambu, dibawa dengan
kereta-kereta api terbuka ke Surabaya, lalu dibawa ke laut dan dilemparkan ke
ikan-ikan hiu, sementara masih berada di dalam kandang-kandang bambu itu.
Imamura dinyatakan bersalah atas kekejaman ini oleh sebuah peradilan militer
Australia setelah perang.
- 7 April – Tiga orang pegawai Radio Hindia Belanda dihukum mati karena
memainkan lagu kebangsaan Belanda pada 18 Maret, setelah menyerahnya Belanda.
- 7 April - Jepang merebut Ternate.
- Jepang mencoba untuk membentuk gerakan Tiga A; memulai kampanye propaganda.
·
- ABDACOM dibubarkan. Britania dan Amerika membagi tanggung jawab
perang: Britania akan mencoba untuk merebut kembali Malaya dan Sumatra
serta Burma. Sisanya di Pasifik dan Indonesia menjadi tanggung jawab AS
(yang bekerja sama dengan Australia).
- 19 April - Jepang merebut Hollandia (kini Jayapura).
- 9 Mei - Jepang menduduki Lombok.
- 13 Mei - Jepang menduduki Sumbawa.
- 14 Mei - Jepang mendarat di Flores, pendudukan selesai pada 17 Mei.
- 16 Mei - Jepang menduduki Sumba.
- 17 Juni – Pemerintah Belanda di pengungsian di London membentuk dewan
konsultatif untuk urusan-urusan Hindia Belanda.
Pilihan satu-satunya yang dimiliki
Soekarno dan Hatta adalah pura-pura bekerja sama dengan Jepang. Tujuan
akhirnya, sudah tentu, bukanlah untuk mendukung Jepang, melainkan untuk
mendapatkan kemerdekaan untuk Indonesia. Belakangan, Belanda yang kembali akan
mencoba untuk menuduh Soekarno sebagai kolaborator Jepang guna mendapatkan
dukungan Britania dalam menghadapi republik Indonesia yang baru terbentuk.
Sjahrir memimpin gerakan di bawah tanah dari rumah kakak
perempuannya di Cipanas, dekat Bogor. Informasi seringkali dan dengan diam-diam
dibagikan Soekarno, yang mendapatkannya dari lingkaran dalam Jepang, dan
Sjahrir.
- Satuan sisa-sisa tentara KNIL dikirim ke Kai, Aru dan Kepualuan
Tanimbar.
- Jepang mengumpulkan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir di Jakarta.
- Soekarno, Hatta, Sjahrir bertemu secara rahasia: Soekarno untuk
mengumpulkan massa untuk kemerdekaan, Hatta untuk menangani
hubungan-hubungan diplomatik, Sjahrir untuk mengkoordinasi
kegiatan-kegiatan bawah tanah.
- Soekarno menerima tawaran Jepang untuk menjadi pemimpin pemerintah
Indonesia, tetapi bertanggung jawab kepada militer Jepang.
- 30 Juli - Jepang menduduki Kep. Kai dan Aru, setelah sejumlah perlawanan di
Kai.
- 31 Juli - Jepang merebut Kep. Tanimbar sejumlah perlawanan oleh KNIL dan
detasemen-detasemen Australia di Saumlaki.
- 29 Agustus - Jepang mulai memindahkan sejumlah pasukan dari Sumatra dan Jawa ke
Kep. Solomon.
- September, orang-orang Muslim Indonesia menolak untuk memberi hormat
kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Peristiwa di Sukamanah, Singaparna
Tasikmalaya-Jawa Barat bukti nyata penolakan tersebut. Haji Zaenal Mustafa
mengangkat senjata kepada Jepang walaupun kemudian berhasil ditumpas dan
beliau dihukum mati di Ancol. Sebagai penghormatan, nama Haji Zaenal
Mustafa menjadi nama jalan terpenting di Tasikmalaya.
- Oktober, Kemajuan militer Jepang di Pasifik terhenti; para komandan
Jepang disuruh mengembangkan sentimen-sentimen pro-Jepang di
wilayah-wilayah pendudukan.
- 16 Oktober – Tentara ke-16 Jepang mengirimkan pasukan-pasukan pengawal ke
Lombok, Sumba dan Timor.
Pada mulanya, propaganda Jepang
kedengaran seperti perbaikan dibandingkan dengan pemerintahan Belanda. Setelah
itu, pasukan-pasukan Jepang mulai mencuri makanan dan menangkapi orang untuk
dijadikan pekerja paksa, sehngga pandangan bangsa Indonesia terhadap mereka
mulai berbalik.
Militer Jepang membuat tiga kesalahan
besar terhadap bangsa Indonesia:
- kerja paksa: banyak laki-laki Indonesia diambil dari tengah keluarga
mereka dan dikirim hingga ke Burma untuk melakukan pekerjaan pembangunan
dan banyak pekerjaan berat lainnya dalam kondisi-kondisi yang sangat
buruk. Ribuan orang mati atau hilang.
- pengambilan paksa: tentara-tentara Jepang dengan paksa mengambil
makanan, pakaian dan berbagai pasokan lainnya dari keluarga-keluarga
Indonesia, tanpa memberikan ganti rugi. Hal ini menyebabkan kelaparan dan
penderitaan semasa perang.
- perbudakan paksa terhadap perempuan: banyak perempuan Indonesia yang
dijadikan "wanita penghibur " bagi tentara-tentara Jepang.
Selain itu, Jepang menahan banyak warga
sipil Belanda di kamp-kamp tahanan dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk, dan
memperlakukan tahanan perang militer di Indonesia dalam keadaan yang buruk
pula.
Namun, kejahatan-kejahatan perang di --
yang sangat serius -- pada kenyataannya tidak seburuk dengan apa yang dilakukan
di Tiongkok atau Korea pada masa yang sama. Sejumlah komandan, seperti
misalnya Jen. Imamura di Jawa, secara terbuka dikritik di koran-koran Jepang
karena terlalu "lunak". Bahkan ada sejumlah perwira Jepang yang
bersimpati dengan gagasan kemerdekaan Indonesia, dan yang bahkan memberikan
dukungan mereka kepada tokoh-tokoh dan organisasi politik Indonesia, hingga
kepada Soekarno sendiri.
- November, Pemberontakan di Aceh diredam oleh Jepang.
- Jenderal Imamura digantikan oleh Jenderal Harada.
- 7 Desember - Ratu
Wilhelmina dari kerajaan
Belanda, di pengasingan berpidato menjanjikan perbaikan hubungan kembali
dengan jajahan setelah perang selesai.
- 27 Desember - Jepang membuka kamp interniran pertama untuk perempuan Belanda di Ambarawa.
- Januari, Jepang menangkap Amir Sjarifuddin untuk mematahkan gerakan perlawanannya. Sjarifuddin dijatuhi hukuman
mati, tetapi Soekarno mengintervensi dan membelanya atas nama pribadi.
Kasus Amir Sjarifuddin ini cukup unik. Ia seorang komunis namun menerima
dana dari pemerintah Belanda untuk mendukung gerakan perlawanan terhadap
Jepang.
- 9 Februari - Jepang mengirim tambahan pasukan ke Tanimbar, Kepulauan
Kai dan Irian Barat.
- 10 Februari - Gerilyawan Australia ditarik dari Timor Portugis setelah setahun
berperang di dalam hutan.
- 9 Maret - Jepang membentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat), sebuah sayap organisasi politik. Soekarno menjadi ketuanya, Hatta
dan Ki Hadjar Dewantara salah satu anggotanya.
- Jepang membentuk sayap militer lokal, disebut Heiho untuk menjadi unit reguler Jepang. Tentara Heiho dari Indonesia
adalah kombinasi antara sukarelawan dan milisi. Tentara Jepang membedakan
perlakuan terhadap Heiho dan tentara Jepang.
- Juli, Jepang menangkap sekitar 1000 pejuang di Kalimantan Selatan
- 7 Juli - Perdana Menteri Jepang Tojo menjanjikan pemerintahan otonomi terbatas bagi Indonesia dalam
pidatonya di Gambir.
- 13 Agustus - Amerika melancarkan serangan bom dari Australi terhadap Balikpapan.
- Jepang mulai mengambil alih perkebunan gula untuk menguasai produksi
gula. Para manajer Eropa dikirim kamp interniran. Di sekitar waktu ini, banyak Gereja Kristen Protestan didirikan oleh
orang Indonesia setelah pendeta dan misionaris Belanda dikirim ke kamp
interniran Jepang.
- September, pemberontakan melawan Jepang berhasil ditumpas di
Kalimantan Selatan dan Barat.
- 8 September - Perintah dari Markas Besar Militer Jepang di Saigon untuk membentuk
"Giyugun" (angkatan bersenjata lokal) di sepanjang Asia Tenggara. Pada
akhir peperangan, sekitar dua juta orang Indonesia telah direkrut untuk
menjadi Giyugun atau menjadi Heiho. Jepang merasa perlu merekrut orang
lokal untuk pertahanan, karena tentara Jepang terus ditarik untuk perang
dengan Sekutu di Pasifik.
- 3 Oktober - Jepang membentuk Giyugun di Sumatra dan Jawa. Pasukan di Jawa
disebut PETA (Pembela Tanah Air). Banyak tokoh yang tergabung dalam PETA, termasuk Soedirman dan Soeharto. Aktivis kemerdekaan menganggap pelatihan militer tidak begitu
mendukung kekuatan Jepang dibanding persiapan untuk kemungkinan
kemerdekaan. Pada pertengahan 1945, ada 120.000 pejuang tergabung dalam
PETA. Kelompok ini yang kemudian akan membentuk inti Angkatan Bersenjata
Indonesia.
- 24 Oktober, payung organisasi MIAI berganti nama menjadi Masyumi (Majelis Syurah Muslimin Indonesia).
- Jepang mulai melancarkan kerja paksa terhadap penduduk desa (romusha), ribuan orang mati dan hilang. Jepang mulai menjarah beras.
- Brigade Angkatan Laut Belanda di pengasingan mulai pelatihan pada Camp Lejeune, North
Carolina, dengan tujuan akhir
merebut kembali Hindia Belanda.
- 3 November - Hatta berpidato menghimbau orang Indonesia untuk bergabung dengan
PETA.
- 10 November - Soekarno, Hatta, dan Kyai Bagus Hadikusumo berangkat ke Tokyo untuk bertemu dengan Kaisar Jepang. Ini adalah
pertama kali Soekarno bepergian ke luar negeri.
- Desember, Barisan Hizbullah dibentuk oleh Jepang, sebuah angkatan
perang pemuda Muslim yang berhubungan dengan Masyumi.
- Januari, Putera digantikan oleh Jawa
Hokokai. Soekarno menjadi pemimpinnya.
- 19 April - Sekutu menjatuhkan bom di Sabang, Aceh.
- 22 April - Sekutu menguasai Hollandia (sekarang Jayapura).
- 9 Mei - Komandan Jepang memutuskan meninggalkan Irian Barat.
- 17 Mei - Serangan udara Sekutu di Surabaya.
- 21 Mei - Tentara Amerika mendarat di Biak.
- 4 Juni - Jepang melancarkan serangan balik ke Biak.
- Agustus, Barisan
Pelopor yang dibentuk oleh sayap pemuda
Jawa Hokokai (setelah kemerdekaan berganti nama menjadi Barisan Benteng).
- 11 Agustus - Serangan udara Sekutu di Palembang.
- 28 Agustus - Ambon luluh lantak akibat serangan udara Sekutu.
- 8 September - Jenderal Koiso menjanjikan Indonesia akan merdeka dalam waktu yang tidak lama lagi.
- 8 September - tentara Amerika berhasil mengusir Jepang dari Biak.
- 15
September - Sekutu mendarat di
Morotai. Otoritas Jepang mulai mengorganisir dewan regional (dengan kekuasaan
sebagai penasehat saja).
- Oktober, tentara Australia mulai melancarkan serangan bom ke
Balikpapan. Jepang mengorganisir sebuah Dewan
Penasehat Pusat, serupa dengan
Volksraad, namun tanpa kekuasaan legislatif.
- November, Gubernur Militer Kumashaki Harada digantikan oleh Shigeichi
Yamamoto. Pakubuwono XII menjadi Susuhunan Surakarta.
Makam Kalibanteng, tempat dimakamkannya
banyak warga sipil Belanda yang meninggal di kamp interniran Jepang.
- 14 Februari - tentara Peta di Blitar menyerang gudang senjata Jepang.
- 1 Maret - Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sebuah komite untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia,
diumumkan pembentukannya oleh Jepang. Anggota-anggotanya antara lain
Soekarno, Hatta, Wahid Hasyim, dll. Pemimpinnya adalah Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
- April, Laksamana
Maeda, pimpinan intelijen Angkatan
Laut di Indonesia, mendukung perjalanan pidato keliling Soekarno dan Hatta
ke Makassar.
- 30 April - Tentara Australia dan Belanda mendarat di Tarakan.
- 3 Mei - Gerilyawan Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah, berhasil membunuh seluruh tentara Jepang.
- 29 Mei - Diselenggarakan sidang pertama BPUPKI yang berlangsung sampai 1 Juni. Soepomo berpidato tentang integrasi nasional dan melawan individualisme
perorangan. Muhammad
Yamin mengusulkan bahwa negara baru
tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Timor
Portugis, dan seluruh wilayah
Hindia-Belanda sebelum perang. Yamin juga menyarankan bahwa Indonesia baru
harus mengabaikan hukum internasional dan mendeklarasikan semua area
samudra antara pulau-pulau sebagai perairan teritorial. Kontroversi terus
berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI mengenai aturan Islam dalam
Indonesia yang baru.
- Maeda mendukung perjalanan Soekarno dan Hatta ke Bali dan Banjarmasin
untuk berpidato.
- 1 Juni - Soekarno menjelaskan tentang doktrin "Pancasila" di depan BPUPKI.
- 10 Juni - Tentara Australia mendarat di Brunei, tentara Belanda mendarat di
Sumatra Utara.
- 22 Juni - Sebuah komisi khusus dipimpin Soekarno dibentuk untuk memecahkan
perselisihan atas peran Islam dalam Republik yang baru, dan setuju dengan
menghadiahkan bahasa kompromi, yang kemudian dikenal sebagai Piagam
Jakarta. Bahasa kompromi ini menyebutkan
bahwa hanya yang beragama Islam yang diwajibkan untuk mengikuti Hukum
Islam.
- 24 Juni - Tentara Sekutu mendarat di Halmahera.
- Militer Jepang mengadakan pertemuan di Singapura. Merencanakan
pengalihan kekuasaan Indonesia kepada pimpinan pejuang kemerdekaan
Indonesia.
- 1 Juli - Tentara Australia menguasai Balikpapan, pesawat Amerika menjatuhkan
bom di Watampone.
- 8 Juli - Sekolah Tinggi Islam didirikan di Jakarta (Sekarang Menjadi
Universitas Islam Indonesia (UII) yang berpusat di Yogyakarta seiring
perpindahan ibukota Indonesia ke Yogyakarta saat Agresi Militer Belanda ke
II)
- 10 Juli-17 Juli - Diselenggarakan sidang kedua BPUPKI untuk membicarakan rancangan
undang-undang dasar untuk Indonesia. Hatta melakukan kritik terhadap
pernyataan Yamin, dan menyarankan Irian Barat sebaiknya tidak dimasukkan
ke dalam Indonesia. Soekarno mendukung Yamin. Haji Agus Salim menyarankan
agar rakyat yang berada di bawah bekas kekuasaan Inggris dan Portugis
dapat memilih apakan akan bergabung dengan Indonesia atau tidak. Mayoritas
anggota memilih bahwa Indonesia harus memasukkan Malaya, Sarawak, Sabah dan Timor
Portugis, seluruh wilayah
Hindia-Belanda sebelum perang.
- 11 Juli - Amerika melancarkan serangan udara di Sabang.
Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini
menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal
Terauchi. Mereka dikabarkan
bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan
kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para
pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak
bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta
dan Radjiman kembali ke tanah air pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak agar Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang
telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan
pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para
pejuang Indonesia belum siap.
15 Agustus - Jepang
menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di
Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di
Indonesia ke tangan Belanda.
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan
kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke
Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa
Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun
risikonya.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta
kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Moichiro
Yamamoto dan bermalam di
kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi. Dari
komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno
dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak
memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
Mengetahui bahwa proklamasi tanpa
pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
Tentara Pembela Tanah Air, kelompok muda radikal, dan rakyat Jakarta
mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran kemudian
dibagi-bagikan berisi tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam Malik
juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri.
18 Agustus - PPKI
membentuk sebuah pemerintahan sementara dengan Soekarno sebagai Presiden dan
Hatta sebagai Wakil Presiden. Piagam Jakarta yang memasukkan kata
"Islam" di dalam sila Pancasila, dihilangkan dari mukadimah
konstitusi yang baru.
Republik Indonesia yang baru lahir ini
terdiri 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
Pada 22 Agustus Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum di
Jakarta. Jepang melucuti senjata mereka dan membubarkan PETA Dan Heiho. Banyak
anggota kelompok ini yang belum mendengar tentang kemerdekaan.
23 Agustus - Soekarno
mengirimkan pesan radio pertama ke seluruh negeri Indonesia. Badan Keamanan Rakyat, angkatan bersenjata Indonesia yang pertama mulai dibentuk dari bekas
anggota PETA dan Heiho. Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA telah
diberitahu untuk membubarkan diri.
29 Agustus - Rancangan
konstitusi bentukan PPKI yang telah diumumkan pada 18 Agustus, ditetapkan
sebagai UUD 45. Soekarno dan Hatta secara resmi diangkat menjadi
Presiden dan Wakil Presiden. PPKI kemudian berubah nama menjadi KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). KNIP ini adalah lembaga sementara yang bertugas
sampai pemilu dilaksanakan. Pemerintahan Republik Indonesia yang baru, Kabinet Presidensial, mulai bertugas pada 31 Agustus.
Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang
kini diduduki Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil
diusir dari daerah pendudukannya.
Menurut Sekutu sebagai pihak yang
memenangkan Perang Dunia II, Lord Mountbatten sebagai Komandan Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara
adalah orang yang diserahi tanggung jawab kekuasaan atas Sumatra dan Jawa.
Tentara Australia diberi tanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia
bagian Timur.
15 September 1945,
tentara sekutu tiba di Jakarta, ia didampingi Dr Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration -
pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr Hubertus J van Mook.
Kebijakan pertama yang dilakukan Dai
Nippon (pemerintah militer Jepang) adalah melarang semua rapat dan kegiatan
politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua
organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh
organisasi nasional.
Selain itu, Jepangpun melakukan propaganda
untuk menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara:
- Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)
- Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang
pelindung Asia)
- Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.
- Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji
- Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
- Melancarkan politik dumping
- Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir.
Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh
tersebut dari penahanan Belanda.
Selain propaganda, Jepang juga melakukan
berbagai tindakan nyata berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti
berikut:
- Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis
sekuler dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk
mengabdi kepada Jepang.
- Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral
dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian
wanita pusat dan perusahaan).
Penerapan sistem Autarki (daerah yang
harus memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan
di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah,
dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah
penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah
Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan militer:
- Daerah bagian tengan meliputi Jawa dan Madura dikuasai oleh tentara keenambelas denagn kantor pusat di Batavia (Jakarta).
- Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan kantor pusat
di Bukittinggi dikuasai oleh tentara keduapuluhlima.
- Daerah bagian Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusantara, Maluku dan Irian Jaya dibawah kekuasaan armada selatan kedua dengan pusatnya di Makassar.
Selain kebijakan politik di atas,
pemerintah Militer Jepang juga melakukan perubahan dalam birokrasi
pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat
pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan
penasehat. Untuk mempermudah pengawasan dibentuk tiga pemerintahan militer
yakni:
- Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura
dengan Batavia sebagai pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas
dipimpin oleh Hitoshi Imamura.
- Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera
dengan pusat Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke
dua puluh lima dipimpin oleh Jendral Tanabe.
- Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang
(Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu
dipimpin Laksamana Maeda.
Untuk kedudukan pemerintahan militer
sementara khusus Asia Tenggara berpusat di Dalat/Vietnam.
Pada kedua aspek ini, Anda akan
menemukan bagaimana praktek eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilakukan
Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa membandingkan dampak ekonomi dan
sosial dengan dampak politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam
sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut:
- Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh
potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang
mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik,
Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai
akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang.
Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta
kemiskinan meningkat drastis.
- Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi
pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada
penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga
untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan
perkebunan merusak tanah.
- Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi
kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya
tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang.
Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.
Pada tahun 1944, kondisi politis dan
militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan
perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan
kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa
Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah.
Dampak dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30%
untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem
ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan
pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di setiap desa di pulau
Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan untuk Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda
bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada
masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal,
bekicot, umbi-umbian).
Pada aspek militer ini, Anda akan
memahami bahwa badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata karena
kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik.
Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik dan melatih
pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena situasi di
medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari
pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari
1943). Kondisi tersebut diperparah dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik
(Agustus 1943).
Situasi di atas membuat Jepang melakukan
konsolidasi kekuatan dengan menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan
pelajar Indonesia sebagai tenaga potensial yang akan diikutsertakn dalam
pertempuran menghadapi Sekutu.
Masa Pendudukan Jepang di Indonesia
adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Indconesia, selain itu
hampir tidak adanya tantangan yang berarti kepada Belanda sebelumnya. Dalam
masanya yang singkat itu, Jepang membawa dampak yang positif dan jua membawa
dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Pada umumnya kebanyakan
beranggapan masa pendudukan Jepang adalah masa-masa yang kelam, akan tetapi
tidak semuanya itu benar, ada juga yang membawa kebaikannya pula.
Tidak banyak yang mengetahui tentang
dampak positifnya Jepang menduduki Indonesia. Ada pun dampak positif yang dapat
dihadirkan antara lain :
- Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi
nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa
nasional.
- Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan
untuk kepentingan bersama.
- Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
- Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun
tetangga (RT) atau Tonarigumi
- Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system
(sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi pangan.
- Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Dari sini muncullah ide Pancasila.
- Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda
Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini
dijadikan modal untuk berperang.
- Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon sentris dan
diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.
Selain dampak positifnya tadi diatas,
Jepang juga membawa dampak negatif yang luar biasa antara lain :
- Penghapusan semua organisasi politik
- Romusha
- Krisis ekonomi yang sangat parah : hal ini dikarenakan dengan
disalurkannya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan
terjadinya inflasi.
- Akibat dari self sufficiency yang terputusnya hubungan antar
daerah
- Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah
pengawasan Jepang.
- Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi yang parah seperti
perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
- Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang
menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
- Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa
itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
- (Inggris) Sidang dengan Bung Karno @
YouTube.com
- (Jepang) The Heroes of Indonesia @
YouTube.com
- (Jepang) Japanese
Samurai in Indonesia @ YouTube.com
|
Kategori tersembunyi: Artikel yang tidak memiliki
referensi | Artikel yang
tidak memiliki referensi Agustus 2011
Akun
Ruang nama
Varian
Halaman
Tindakan
Pencarian
Navigasi
Komunitas
Wikipedia
Cetak/ekspor
Peralatan
Bahasa lain
- Halaman ini terakhir diubah pada 09:35, 22 Agustus 2011.
- Teks tersedia di bawah Lisensi
Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan
Penggunaan untuk lebih
jelasnya.
Vereenigde
Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan
Hindia Timur Belanda) atau VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah
perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia.
Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan perserikatan dagang
Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang
mengeluarkan pembagian saham.
Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.
VOC terdiri 6 Bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn dan Rotterdam. Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan.
Di Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal Kompeni adalah tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda.
Hak istimewa:
Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (Piagam/Charta) tanggal 20 Maret 1602 meliputi:
* Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri;
* Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk:
1. memelihara angkatan perang,
2. memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian,
3. merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Negeri Belanda,
4. memerintah daerah-daerah tersebut,
5. menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan
6. memungut pajak.
sejak kolonialisme dimulai pada saat pembentukan VOC tahun 1602,secara perlahan politik drainage mulai di jalankan oleh Belanda.selama kurun waktu 197 tahun (1602-1799)VOC mulai menancapkan kuku kekuaasaan di Indonesia,Kekuasaan ini bisa berarti mengeruk kekayaan alam dan juga pengaruh di tanah jajahan.Kalau kita melihat budaya korupsi yang saat ini masih berakar kuat di Indonesia,itu merupakan buah yang di tanam Belanda sejak memulai kolonialisasi di Indonesia.Contohnya Belanda mengirim pejabat-pejabat VOC adalah pegawai pemerintahan yang bermasalah di negeri Belanda,seperti pegawai yang melakukan tindakan indisipliner dan juga pejabat yang korup.Ketika Herman Willem Daendels mulai berkuasa penyakit korupsi yang sudah kronis yang menjadi salah satu penyebab bangkrutnya VOC mulai dikikis,tetapi karena sikapnya yang otoriter dan khawatir merusak citra Perancis di Eropa maka Napoleon yang pada saat melakukan ekspansi ke Eropa menyebarkan faham-faham yang muncul pada revolusi Perancis menarik pulang Daendels.Penciptaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa mulai dilakukan oleh Wakil Gubernur Jendral Thomas Stamford Raffles yang berkuasa di Indonesia tahun 1811-1816,selain itu pula Raffles melihat kekayaan Indonesia yang melimpah merupakan tempat yang potensial bagi pemenuhan bahan mentah dan bahan baku untuk industri serta tempat pemasaran produk-produk Industri.Raffles membangun tanah jajahan dengan tujuan masyarakat tanah jajahan memiliki daya beli.tapi upaya raffles tersebut terhenti tahun 1816 ketika konvensi London di tanadatangani yang mengharuskan Raffles meski meninggalkan Indonesia,Raffles kecewa sebab menurut dia tanah pulau Jaea adalah salah satu asset yang berharga bagi Britania raya.Setelah Hindia Belanda kembali di bawah kekuasaan Belanda,karena defisit keuangan yang parah memaksa Belanda menjalankan kebijakan yang tidak manusiawi hasil gagasan dari Johannes Van Den Bosh yaitu Cultuur Stelsel.Pelaksanaan Cultuur stelsel selama 40 tahun 1830-1870 berhasil menyelamatkan Belanda dari kebangkrutan Ekonomi akibat defisit keuangan yang parah tetapi disisi lain bangsa pribumi mengalami penurunan kualitas hidup yang parah pula akibat tanam paksa.Karena dianggap tidak manusiawi usulan penghapusan tanam paksa tidak hanya dilakukan oleh bangsa pribumi tetapi tokoh Belanda seperti Baron Van Hoevel dengan gencar mengkritik pelaksanaan tanam paksa.Bahkan seorang asisten residen Lebak Eduard Douwes Dekker berhasil membuka mata bangsa Eropa akan kebobbrokan tanam paksa dengan menulis sebuah buku yang berjudul Max Havelaar.Konpensasi dari pelaksanaan tanam paksa dilakukan oleh Belanda dengan menjalankan
kebijakan diantaranya pelaksanaan politik ekonomi liberal dan juga politik etis.Namun kedua kebijakan politik tersebut tidak mampu mengangkat kesejahteraan dan juga harkat derajat bangsa pribumi.Dengan paparan yang sudah dituliskan diatas ada pelajaran yang bisa kita petik bahwa maka segala bentuk kolonialisme tidak mampu mengangkat kualitas kehidupan bangsa terjajah.Makanya wajar jika pembukaan konstitusi kita sangat menetang segala bentuk penjajahan.Namun jika suatu bangsa memiliki mental bangsa penjajah mental tersebut sangat sulit untuk dihilangkan.Penjajahan bisa terjadi kapan saja namun memiliki bentuk yang lain.Penjajahan abad ke 21 tentunya berbeda dengan abad sebelumnya yang menggunakan kekuatan militer demi pendudukan suatu wilayah,namun kolonialisme zaman sekarang bisa berbentuk penjajahan ekonomi dan bisa juga penjajahan budaya.Penjajahan ekonomi bisa berbentuk penanaman modal asing dengan tujuan pengerukan sumber kekayaan alam suatu negara,seperti yang sudah di alami oleh Indonesia ketika perusahaan asing seperti freeport dan juga exon mobile mengeksploitir habis sumber kekayaan tanpa memberikan konstribusi kepada rakyat setempat.Penjajahan bidang budaya semakin gencar di lakukan,karena pada abad 21 dunia begitu tidak ada jarak karena teknologi informasi.Budaya barat begitu mudah berinfiltrasi dengan tujuan masyarakat dunia kebudayaan berkiblat ke barat,padahal sejarah mencontohkan kebudayaan dan peradaban luhur lahir dan berkembang pertama kali didunia timur. Ini merupakan fenomena yang berbahaya sebab bagaimanapun kebudayaan barat sangat tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia.Makanya wajar proklamator kita Ir.Soekarno mengingatkan hati-hati dengan nekolim (neo kolonialisme dan imperialisme)
Dampak positif dan Negatif:
dampak positif bagi Indonesia adalah yang pertama dapat kita rasakan adalah sarana dan prasarana yang telah dibuat pada zaman kolonialisme sebagai contoh jalan raya Anyer – Panarukan yang dibuat pada zaman pemerintahan Daendles, walaupun menimbulkan banyak korban bangsa Indonesia, tetapi manfaatnya masih dapat kita rasakan, bangunan – bangunan sebagai objek pariwisata, rel – rel kereta api, timbulnya kaum intelek. tetapi daripada itu terdapat dampak – dampak negatifnya tidak kalah banyaknya dengan dampak positifnya. dampak negatifnya adalah, keterbelakangan mental, pendidikan, ekonomi, dan masih tidak dapat kami jelaskan satu – satu, pada pembuatan jalan raya Anyer – Panarukan, menimbulkan banyak korban karena dipaksa kerja rodi.
dampak positif penjajahan portugis, dampak positif dan negatif dari kebijakan kolonial belanda, dampak penjajahan inggris di indonesia dalam berbagai bidang, Dampak VOC terhadap Indonesia, dampak penjajahan dari belanda dalam ekonomi, dampak kolonialisme, akibat positif dan negatif dalam tanam paksa bangsa asing, dampak positif dan negatif terhadap kehidupan budaya kolonialisme, dampak negatif bagi Indonesia pada masa kerja rodi, bentuk bentuk penjajahan suatu bangsa terhadap bangsa lain dalam bidang ekonomi politik kebudayaan, dampak positif dari pengaruh kolonialisme dan imperialisme terhadap bangsa indonesia, akibat positif dan negatif bangsa asing dalam tanam paksa, dampak positif dari kebijakan VOC, dampak negatif kolonialisme dan imperialisme di bidang politik, kebijakan Rafles di bidang politik, dampak tanam paksa bagi belanda, dapak negatif tanam paksa bagi rakyat, hak istimewa raffles, hak istimewa thomas stamford raffles bidang ekonomi, dampak positif rakyat indonesia pada politik etis, dampak positif imperialisme, dampak positif kebijakan raffles, dampak positif kolonialisme, dampak positif kolonialisme dan imperialisme barat, dampak positif kolonialisme dan imperialisme di bidang politik, dampak positif kolonialisme dan imperialisme di indonesia, dampak positif kolonialisme di indonesia, dampak positif kolonialisme peradaban barat di indonesia, dampak positif penjajahan inggris di indonesia, kolonialisme dan imperialisme barat zaman sekarang, lahir penjajahan indonesia raffles, pelaksanaan tanam paksa, penjajahan bangsa portugis di indonesia dalam berbagai bidang, penjajahan bangsa prancis dan dampaknya, penjajahan bangsa prancis di indonesia dan pengaruhnya dalam berbagai bentuk, penjajahan inggris di indonesia dan dampaknya di berbagai berbagai bidang, Sisi positif Kebijakan ekonomi Raffles di Indonesia, Sisi positif semasa VOC di Indonesia, sistem pengerukan belanda, skripsi penjajahan indonesia daendels, tokoh bangsa asing yg melakukan raffles di nusantara, tujuan kebijakan ekonomi Raffles, penjajahan bangsa portugis dan dampaknya dalam segala bidang, penjajahan bangsa portugis dan dampaknya, penjajahan bangsa belanda dan dampaknya dalam segala bidang, pembentukan voc, Pengaruh kebijakan kolonial Belanda, pengaruh kebijakan kolonial belanda dan inggris di bidang politik, pengaruh kebijakan Rafles, Pengaruh Kebijakan Thomas Stamford Raffles bagi rakyat, pengaruh kebijakan VOC, pengaruh kolonialisme dan imperialisme barat di bidang politik, pengaruh kolonialisme dan imperialisme di indonesia, pengaruh kolonialisme dan imperialisme terhadap bangsa indonesia, penjajah bangsa portugis dan belanda dan dampaknya dalam berbagai bidang, VOC di bidang ekonomi, dampak positif dari tanam paksa, Akibat dari Kolonialisme, DAMPAK EKONOMI ZAMAN KOLONIAL DI INDONESIA, dampak kebijakan ekonomi kolonial di indonesia, Dampak Kebijakan Thomas Stamford Raffles di Indonesia, Dampak kolonialisme dan Imperialisme, dampak kolonialisme dan imperialisme BARAT DI BIDANG POLITIK, dampak kolonialisme dan imperialisme barat di nusantara, dampak kolonialisme dan imperialisme di bidang budaya di indonesia, dampak kolonialisme dan imperialisme di bidang politik, dampak kolonialisme dan imperialisme di indonesia di bidang ekonomi, dampak ekonomi dari penjajahan belanda, dampak ekonomi dari kolonial, akibat kolonialisme dan imperialisme di bidang ekonomi, akibat negatif dari kerja rodi bagi bangsa pribumi pada masa daendels, akibat positif dan negatif bagi pribumi pada masa penjajahan raffles, akibat positif dan negatif dari pelaksanaan kolonial di indonesia, akibat positif dan negatif penjajahan daendels bagi rakyat indonesia, bentuk-bentuk dampak positif dan negatif dari sikap raffles, bentuk-bentuk kolonialisme dan imperialisme barat pada masa sekarang, dampak /akibat dari konolisme & impralisme di bidang politik, dampak akibat kolonialisme dan imperialisme bidang budaya, dampak kolonialisme di bidang politik, dampak negatif dan positif adanya kolonial indonesia, dampak positif dan negatif dari pemerintahan deandles, Dampak positif dan negatif kolonial belanda, dampak positif dan negatif pendudukan belanda, dampak positif dan negatif penjajahan belanda di indonesia, dampak positif dan negatif penjajahan daendels, dampak positif dan negatif politik akibat kolonialisme dan imperialisme di nusantara, dampak positif dan negatif setelah penjajahan di Indonesia, dampak positif dan negatif tanam paksa, dampak positif dan negatif tanam paksa bagi indonesia, dampak positif dan negatif bagi pribumi pada masa penjajahan raffles, dampak positif budaya kolonialisme, dampak negatif dan positif bangsa asing ke nusantara, dampak negatif dan positif pemerintahan daendels, dampak negatif dan positif penjajahan di Indonesia Eropa dan jepang, dampak negatif dari kebijakan pada masa daendels, dampak negatif kolonialisme terhadap kehidupan ekonomi, dampak negatif penjajahan voc terhadap indonesia, dampak pemerintahan daendels bagi indonesia, dampak penjajahan inggris, dampak penjajahan inggris dalam berbagai bidang
Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.
VOC terdiri 6 Bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn dan Rotterdam. Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan.
Di Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal Kompeni adalah tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda.
Hak istimewa:
Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (Piagam/Charta) tanggal 20 Maret 1602 meliputi:
* Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri;
* Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk:
1. memelihara angkatan perang,
2. memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian,
3. merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Negeri Belanda,
4. memerintah daerah-daerah tersebut,
5. menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan
6. memungut pajak.
sejak kolonialisme dimulai pada saat pembentukan VOC tahun 1602,secara perlahan politik drainage mulai di jalankan oleh Belanda.selama kurun waktu 197 tahun (1602-1799)VOC mulai menancapkan kuku kekuaasaan di Indonesia,Kekuasaan ini bisa berarti mengeruk kekayaan alam dan juga pengaruh di tanah jajahan.Kalau kita melihat budaya korupsi yang saat ini masih berakar kuat di Indonesia,itu merupakan buah yang di tanam Belanda sejak memulai kolonialisasi di Indonesia.Contohnya Belanda mengirim pejabat-pejabat VOC adalah pegawai pemerintahan yang bermasalah di negeri Belanda,seperti pegawai yang melakukan tindakan indisipliner dan juga pejabat yang korup.Ketika Herman Willem Daendels mulai berkuasa penyakit korupsi yang sudah kronis yang menjadi salah satu penyebab bangkrutnya VOC mulai dikikis,tetapi karena sikapnya yang otoriter dan khawatir merusak citra Perancis di Eropa maka Napoleon yang pada saat melakukan ekspansi ke Eropa menyebarkan faham-faham yang muncul pada revolusi Perancis menarik pulang Daendels.Penciptaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa mulai dilakukan oleh Wakil Gubernur Jendral Thomas Stamford Raffles yang berkuasa di Indonesia tahun 1811-1816,selain itu pula Raffles melihat kekayaan Indonesia yang melimpah merupakan tempat yang potensial bagi pemenuhan bahan mentah dan bahan baku untuk industri serta tempat pemasaran produk-produk Industri.Raffles membangun tanah jajahan dengan tujuan masyarakat tanah jajahan memiliki daya beli.tapi upaya raffles tersebut terhenti tahun 1816 ketika konvensi London di tanadatangani yang mengharuskan Raffles meski meninggalkan Indonesia,Raffles kecewa sebab menurut dia tanah pulau Jaea adalah salah satu asset yang berharga bagi Britania raya.Setelah Hindia Belanda kembali di bawah kekuasaan Belanda,karena defisit keuangan yang parah memaksa Belanda menjalankan kebijakan yang tidak manusiawi hasil gagasan dari Johannes Van Den Bosh yaitu Cultuur Stelsel.Pelaksanaan Cultuur stelsel selama 40 tahun 1830-1870 berhasil menyelamatkan Belanda dari kebangkrutan Ekonomi akibat defisit keuangan yang parah tetapi disisi lain bangsa pribumi mengalami penurunan kualitas hidup yang parah pula akibat tanam paksa.Karena dianggap tidak manusiawi usulan penghapusan tanam paksa tidak hanya dilakukan oleh bangsa pribumi tetapi tokoh Belanda seperti Baron Van Hoevel dengan gencar mengkritik pelaksanaan tanam paksa.Bahkan seorang asisten residen Lebak Eduard Douwes Dekker berhasil membuka mata bangsa Eropa akan kebobbrokan tanam paksa dengan menulis sebuah buku yang berjudul Max Havelaar.Konpensasi dari pelaksanaan tanam paksa dilakukan oleh Belanda dengan menjalankan
kebijakan diantaranya pelaksanaan politik ekonomi liberal dan juga politik etis.Namun kedua kebijakan politik tersebut tidak mampu mengangkat kesejahteraan dan juga harkat derajat bangsa pribumi.Dengan paparan yang sudah dituliskan diatas ada pelajaran yang bisa kita petik bahwa maka segala bentuk kolonialisme tidak mampu mengangkat kualitas kehidupan bangsa terjajah.Makanya wajar jika pembukaan konstitusi kita sangat menetang segala bentuk penjajahan.Namun jika suatu bangsa memiliki mental bangsa penjajah mental tersebut sangat sulit untuk dihilangkan.Penjajahan bisa terjadi kapan saja namun memiliki bentuk yang lain.Penjajahan abad ke 21 tentunya berbeda dengan abad sebelumnya yang menggunakan kekuatan militer demi pendudukan suatu wilayah,namun kolonialisme zaman sekarang bisa berbentuk penjajahan ekonomi dan bisa juga penjajahan budaya.Penjajahan ekonomi bisa berbentuk penanaman modal asing dengan tujuan pengerukan sumber kekayaan alam suatu negara,seperti yang sudah di alami oleh Indonesia ketika perusahaan asing seperti freeport dan juga exon mobile mengeksploitir habis sumber kekayaan tanpa memberikan konstribusi kepada rakyat setempat.Penjajahan bidang budaya semakin gencar di lakukan,karena pada abad 21 dunia begitu tidak ada jarak karena teknologi informasi.Budaya barat begitu mudah berinfiltrasi dengan tujuan masyarakat dunia kebudayaan berkiblat ke barat,padahal sejarah mencontohkan kebudayaan dan peradaban luhur lahir dan berkembang pertama kali didunia timur. Ini merupakan fenomena yang berbahaya sebab bagaimanapun kebudayaan barat sangat tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia.Makanya wajar proklamator kita Ir.Soekarno mengingatkan hati-hati dengan nekolim (neo kolonialisme dan imperialisme)
Dampak positif dan Negatif:
dampak positif bagi Indonesia adalah yang pertama dapat kita rasakan adalah sarana dan prasarana yang telah dibuat pada zaman kolonialisme sebagai contoh jalan raya Anyer – Panarukan yang dibuat pada zaman pemerintahan Daendles, walaupun menimbulkan banyak korban bangsa Indonesia, tetapi manfaatnya masih dapat kita rasakan, bangunan – bangunan sebagai objek pariwisata, rel – rel kereta api, timbulnya kaum intelek. tetapi daripada itu terdapat dampak – dampak negatifnya tidak kalah banyaknya dengan dampak positifnya. dampak negatifnya adalah, keterbelakangan mental, pendidikan, ekonomi, dan masih tidak dapat kami jelaskan satu – satu, pada pembuatan jalan raya Anyer – Panarukan, menimbulkan banyak korban karena dipaksa kerja rodi.
dampak positif penjajahan portugis, dampak positif dan negatif dari kebijakan kolonial belanda, dampak penjajahan inggris di indonesia dalam berbagai bidang, Dampak VOC terhadap Indonesia, dampak penjajahan dari belanda dalam ekonomi, dampak kolonialisme, akibat positif dan negatif dalam tanam paksa bangsa asing, dampak positif dan negatif terhadap kehidupan budaya kolonialisme, dampak negatif bagi Indonesia pada masa kerja rodi, bentuk bentuk penjajahan suatu bangsa terhadap bangsa lain dalam bidang ekonomi politik kebudayaan, dampak positif dari pengaruh kolonialisme dan imperialisme terhadap bangsa indonesia, akibat positif dan negatif bangsa asing dalam tanam paksa, dampak positif dari kebijakan VOC, dampak negatif kolonialisme dan imperialisme di bidang politik, kebijakan Rafles di bidang politik, dampak tanam paksa bagi belanda, dapak negatif tanam paksa bagi rakyat, hak istimewa raffles, hak istimewa thomas stamford raffles bidang ekonomi, dampak positif rakyat indonesia pada politik etis, dampak positif imperialisme, dampak positif kebijakan raffles, dampak positif kolonialisme, dampak positif kolonialisme dan imperialisme barat, dampak positif kolonialisme dan imperialisme di bidang politik, dampak positif kolonialisme dan imperialisme di indonesia, dampak positif kolonialisme di indonesia, dampak positif kolonialisme peradaban barat di indonesia, dampak positif penjajahan inggris di indonesia, kolonialisme dan imperialisme barat zaman sekarang, lahir penjajahan indonesia raffles, pelaksanaan tanam paksa, penjajahan bangsa portugis di indonesia dalam berbagai bidang, penjajahan bangsa prancis dan dampaknya, penjajahan bangsa prancis di indonesia dan pengaruhnya dalam berbagai bentuk, penjajahan inggris di indonesia dan dampaknya di berbagai berbagai bidang, Sisi positif Kebijakan ekonomi Raffles di Indonesia, Sisi positif semasa VOC di Indonesia, sistem pengerukan belanda, skripsi penjajahan indonesia daendels, tokoh bangsa asing yg melakukan raffles di nusantara, tujuan kebijakan ekonomi Raffles, penjajahan bangsa portugis dan dampaknya dalam segala bidang, penjajahan bangsa portugis dan dampaknya, penjajahan bangsa belanda dan dampaknya dalam segala bidang, pembentukan voc, Pengaruh kebijakan kolonial Belanda, pengaruh kebijakan kolonial belanda dan inggris di bidang politik, pengaruh kebijakan Rafles, Pengaruh Kebijakan Thomas Stamford Raffles bagi rakyat, pengaruh kebijakan VOC, pengaruh kolonialisme dan imperialisme barat di bidang politik, pengaruh kolonialisme dan imperialisme di indonesia, pengaruh kolonialisme dan imperialisme terhadap bangsa indonesia, penjajah bangsa portugis dan belanda dan dampaknya dalam berbagai bidang, VOC di bidang ekonomi, dampak positif dari tanam paksa, Akibat dari Kolonialisme, DAMPAK EKONOMI ZAMAN KOLONIAL DI INDONESIA, dampak kebijakan ekonomi kolonial di indonesia, Dampak Kebijakan Thomas Stamford Raffles di Indonesia, Dampak kolonialisme dan Imperialisme, dampak kolonialisme dan imperialisme BARAT DI BIDANG POLITIK, dampak kolonialisme dan imperialisme barat di nusantara, dampak kolonialisme dan imperialisme di bidang budaya di indonesia, dampak kolonialisme dan imperialisme di bidang politik, dampak kolonialisme dan imperialisme di indonesia di bidang ekonomi, dampak ekonomi dari penjajahan belanda, dampak ekonomi dari kolonial, akibat kolonialisme dan imperialisme di bidang ekonomi, akibat negatif dari kerja rodi bagi bangsa pribumi pada masa daendels, akibat positif dan negatif bagi pribumi pada masa penjajahan raffles, akibat positif dan negatif dari pelaksanaan kolonial di indonesia, akibat positif dan negatif penjajahan daendels bagi rakyat indonesia, bentuk-bentuk dampak positif dan negatif dari sikap raffles, bentuk-bentuk kolonialisme dan imperialisme barat pada masa sekarang, dampak /akibat dari konolisme & impralisme di bidang politik, dampak akibat kolonialisme dan imperialisme bidang budaya, dampak kolonialisme di bidang politik, dampak negatif dan positif adanya kolonial indonesia, dampak positif dan negatif dari pemerintahan deandles, Dampak positif dan negatif kolonial belanda, dampak positif dan negatif pendudukan belanda, dampak positif dan negatif penjajahan belanda di indonesia, dampak positif dan negatif penjajahan daendels, dampak positif dan negatif politik akibat kolonialisme dan imperialisme di nusantara, dampak positif dan negatif setelah penjajahan di Indonesia, dampak positif dan negatif tanam paksa, dampak positif dan negatif tanam paksa bagi indonesia, dampak positif dan negatif bagi pribumi pada masa penjajahan raffles, dampak positif budaya kolonialisme, dampak negatif dan positif bangsa asing ke nusantara, dampak negatif dan positif pemerintahan daendels, dampak negatif dan positif penjajahan di Indonesia Eropa dan jepang, dampak negatif dari kebijakan pada masa daendels, dampak negatif kolonialisme terhadap kehidupan ekonomi, dampak negatif penjajahan voc terhadap indonesia, dampak pemerintahan daendels bagi indonesia, dampak penjajahan inggris, dampak penjajahan inggris dalam berbagai bidang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar